Sering kali pemakai motor Honda Tiger beranggapan bahwa mesin kapasitas 200 cc paling cocok memakai oli dengan kadar zat aditif tinggi selain suara mesin halus umur mesin bakal lebih panjang.
“Memakai oli mobil pada motor bakal mempercepat kerusakan pada mesin,” ucap Riantono mekanik AHASS MPM. Kerusakan akibat salah pilih oli kerap susah dideteksi. Salah satunya berdampak pada piston Tiger otremania, hal ini disebabkan oleh sirkulasi oli mesin yang tidak sempurna pasalnya oli berkadar zat aditif tinggi atau oli terlalu kental.
Pelumasan tidak sampai kebagian pori – pori komponen mesin seperti celah ring piston, pen piston, dan bagian boring piston. “Pelumasan yang tidak merata terutama di boring piston bisa mengakibatkan piston kering,” ucapnya.
So kalau piston dalam kondisi kering atau kurang pelumasan bakalan membuat piston menjadi oblak dan lecet, sehingga suara mesin Tiger kamu menjadi kasar meski tidak mengeluarkan asap warna putih yang disebabkan kurangnya oli dibagian buang ‘out’.
“Asap putih baru keluar kalau ada oli di bagian buang terkena pembakaran,” ucap Riantono. Dan dampak yang paling parah dalam kesalahan memilih pemakaian oli, berakibat pada stang piston alias stang as menjadi bengkok lantaran sirkulasi oli tidak bisa masuk sampai ke bagian bearing roches yang merupakan bagian vital dari penggerak stang piston.
Biar mesin Tiger otremania panjang umur sebaiknya memakai oli yang standardisasinya sudah ditentukan dengan kondisi iklim dan kondisi jalan di Indonesia, dengan ukuran sae 20 w – 50 w.
“Perlu diingat oli mobil hanya cocok dipakai pada mesin motor atau mobil yang berkapasitas mesin minimal 500 cc,” ungkap Riantono sambil menutup perbincangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar