“Yup. Kompresi itu disesuaikan bahan bakar yang wajib dipakai. Yaitu, Pertamax Plus. Kalau kompresi terlalu

Untuk menerapkan kompresi ini, ada beberapa langkah yang dilakukan Iman yang sudah bermain motor sejak 1996 ini. Agar mantap bermain di kelas 150 cc, maka doi menjejalkan liner alias boring baru agar bisa pake piston diameter 57,25 mm merek FIM BRT yang khusus kerja sama dalam event itu.

Pastinya, permainan power bawah dan atas bisa lebih dimaksimalkan lagi tuh. Begitu gas dibuka, tenaga meluncur dari putaran bawah hingga atas secara mulus dan merata.

Balik lagi ke kompresi! Piston yang sudah mengadopsi bentuk dome alias kubah tinggi ini, tak langsung dipasang. Ada penyesuaian yang musti dilakukan.
“Untuk bagian dome dipapas sekitar 1,2 mm. Tujuannya untuk menurunkan kompresi. Kalau tidak, kompresi bisa main di 14 : 1 lebih,” buka pria 39 tahun ini. Begitunya kepala silinder tidak mengalami papasan.
Buat temani gebukan besar dari piston 57,25 mm, klep isap dan buang dipilih ukuran 27 mm (in) dan 23 mm (out). Buat menentukan kapan buka-tutup klep itu, dipercayakan pada noken as Kawahara tipe K2.
“Kem tidak ada yang diubah, langsung pasang aja. Untuk klep in, main di durasi 300º. Sedang out, main di durasi 297º,”ungkap pria yang sudah mendalami engine skubek sejak tiga tahun lalu ini.
Mantab!
0 komentar:
Posting Komentar